BERITA
10 Jul 2025
Saat Tarif AS Menjadi Ancaman Baru
Awal April 2025, pemerintah Amerika Serikat resmi menaikkan tarif impor tekstil hingga 32–40% sebagai bagian dari kebijakan “reciprocal tariff”. Bagi Indonesia, yang 40% ekspor tekstil dan garmen‑nya selama ini menyasar pasar AS, kebijakan ini ibarat palu godam yang menimpa seluruh rantai nilai, dari hilir hingga hulu ¹. Produsen benang pintal Indonesia dan supplier kain greige global yang telah berinvestasi pada sertifikasi ISO 9001 textile manufacturer dan OEKO‑TEX® kini menyaksikan buyer B2B beralih ke alternatif lebih murah, memaksa volume order merosot drastis.
Gelombang PHK: Dari Ribuan hingga Jutaan Pekerja
Kebijakan tarif ini segera memunculkan risiko PHK massal. Business & Human Rights Resource Centre mencatat hingga tiga juta pekerja tekstil terancam kehilangan pekerjaan akibat penurunan pesanan dalam dan luar negeri ¹. Contoh nyata terjadi di PT Sae Apparel, yang memutus kontrak 8.000 karyawan pada Juni 2024. Pabrik‑pabrik di Majalaya dan Bandung terpaksa menerapkan penyesuaian shift dan temporary layoff untuk menjaga arus kas. Bagi produsen benang pintal Indonesia, permintaan benang merosot hingga 20% dalam hitungan bulan. Supplier kain greige global pun merasakan tekanan serupa saat buyer menunda pembelian material mentah.
Menenun Strategi Bertahan dan Bangkit
1. Diversifikasi Pasar Ekspor
Kurangi ketergantungan pada pasar AS dengan memperkuat penetrasi ke Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
2. Akselerasi Modernisasi Pabrik
Investasi pada predictive maintenance dan IoT sensor untuk mesin Jerman‑Jepang dapat memangkas downtime hingga 30% dan mengembalikan margin positif.
3. Program Reskilling dan Fleksibilitas SDM
Kolaborasi dengan asosiasi dan politeknik untuk pelatihan ulang operator, serta penerapan shift rotasi agar karyawan tetap produktif meski order fluktuatif.
4. Open Factory Days & Transparansi Rantai Nilai
Undang buyer B2B global ke fasilitas spinning yarn dan finishing greige fabric, tunjukkan keunggulan sebagai ISO 9001 textile manufacturer Danarmas.
5. Tingkatkan Konsumsi Produk Lokal
Dorong konsumen dan buyer untuk memprioritaskan produk dalam negeri. Saat ini lebih dari 44% impor tekstil Indonesia berasal dari China, menggerus perputaran ekonomi lokal dan membuat brand lokal sulit bersaing ² .Dengan membeli produk lokal, kita membantu menyelamatkan lapangan kerja dan memperkuat ekosistem tekstil nasional.
Imajinasi Industri Tekstil 2030
Bayangan tarif AS dan gelombang PHK memang nyata, namun ini juga momentum bagi produsen benang pintal Indonesia dan supplier kain greige global untuk memperkuat fondasi. Melalui integrasi teknologi, riset kapas lokal, diversifikasi pasar, dan kampanye beli lokal, kita dapat menenun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Danarmas siap menjadi partner Anda menjalani transformasi ini, kontak sales kami hari ini untuk diskusi peluang kerjasama!
Referensi:
¹ shenglufashion.com
² indonesiabusinesspost.com
Bagikan
BERITA BARU