BERITA
10 Jul 2025
SDM Tekstil di Tengah Gejolak Pasar
Industri tekstil menghadapi tantangan besar dalam stabilisasi tenaga kerja. Fluktuasi permintaan garmen membuat perusahaan kerap melakukan hiring freeze, kemudian disusul PHK massal. Ketidakpastian ini mendorong produsen benang pintal Indonesia untuk menerapkan sistem shift fleksibel dan cross‑training agar karyawan dapat dialihkan antar lini produksi saat terjadi penurunan order.
Pelajaran dari Pengalaman Sritex
Sritex pernah menjalankan program temporary layoff dan shift rotasi untuk menyeimbangkan beban gaji saat permintaan kain greige global merosot. Sebagai ISO 9001 textile manufacturer, Sritex memanfaatkan pelatihan internal untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi teknologi spinning modern. Inisiatif ini menjadi inspirasi bagi supplier kain greige global agar terus membangun kapabilitas SDM dan mengurangi risiko terjadinya PHK besar‑besaran.
Peluang Investasi dan Inovasi Teknologi
Ketidakpastian tenaga kerja juga membuka celah investasi sektor tekstil. Investor dapat mendukung pembangunan fasilitas pelatihan vokasi, implementasi predictive maintenance, dan otomasi lini spinning yarn. Produsen benang pintal Indonesia yang mengadopsi teknologi ini dapat mempertahankan margin meski volume produksi berfluktuasi, serta meningkatkan reputasi sebagai supplier kain greige global yang andal.
Langkah Taktis bagi Pelaku Industri
Merajut Ketahanan untuk Esok
Dengan memfokuskan diri pada pengembangan SDM yang adaptif, investasi pada teknologi canggih, dan kampanye Beli Lokal, produsen benang pintal Indonesia serta supplier kain greige global dapat menenun masa depan yang lebih tangguh. Melalui kombinasi reskilling, otomasi, dan kebijakan inklusif, industri tekstil akan siap menyambut tantangan berikutnya dengan percaya diri.
Bagikan
BERITA BARU